Takut Anak Homeschooling Tidak Punya Teman? Ini Penjelasan yang Perlu Anda Ketahui

  • admin_hspg |
  • 17 Apr 2025 |
  • 0 |
  • 0

    Semakin banyak orang tua yang mulai mempertimbangkan homeschooling sebagai pilihan pendidikan untuk anak-anak mereka. Namun di balik fleksibilitas waktu dan pendekatan personal, ada satu pertanyaan yang sering muncul: “Kalau homeschooling, anak saya belajar sendiri terus? Gimana bisa punya teman?”


    Pertanyaan ini wajar. Orang tua tentu tidak hanya ingin anaknya cerdas secara akademik, tetapi juga tumbuh dalam lingkungan sosial yang sehat, mampu berinteraksi, dan percaya diri.


    Namun anggapan bahwa homeschooling membuat anak belajar sendiri tanpa teman sebenarnya tidak selalu tepat. Apalagi jika Anda memilih lembaga homeschooling yang memiliki sistem pembelajaran terstruktur, komunitatif, dan kaya aktivitas sosial seperti Homeschooling HSPG.


    Belajar Fleksibel, Tapi Tetap Bersosialisasi


    Di Homeschooling HSPG, siswa memiliki berbagai pilihan program belajar: mulai dari kelas individu di rumah, hingga kelas komunitas yang dilaksanakan di sekolah. Terlepas dari pilihannya, siswa tetap memiliki kesempatan untuk tumbuh dan belajar dalam komunitas melalui beragam kegiatan bersama.


    Beberapa kegiatan yang mendukung tumbuhnya interaksi sosial antara siswa di antaranya:

    • Kegiatan bersama: outbound, olahraga, keagamaan, dan aktivitas luar ruang lainnya yang dilakukan secara kolektif.

    • Forum Komunikasi Siswa (FKS): organisasi siswa yang melatih kepemimpinan, kolaborasi, dan tanggung jawab sosial.

    • Kelas keterampilan: program pengembangan soft skills seperti marketing, content creation, bisnis, dan public speaking.

    • Program pemberdayaan: proyek sosial, kegiatan remaja, hingga pelatihan komunikasi.


    Melalui kegiatan tersebut, siswa tidak hanya belajar materi akademik, tetapi juga keterampilan hidup yang esensial dalam dunia nyata.


    Pengalaman Nyata: Sosialisasi Itu Terjadi


    Salah satu orang tua siswa Homeschooling HSPG, Mama Lila (orang tua dari Aksan Rana Bumi, kelas 6 SD), membagikan pengalamannya:


    “Selama belajar di Homeschooling HSPG, kepercayaan diri Aksan untuk berkomunikasi meningkat.”


    Pengalaman ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, homeschooling justru bisa menjadi tempat yang ideal bagi anak untuk tumbuh, mengenali dirinya, dan bersosialisasi dengan cara yang lebih bermakna.


    Homeschooling HSPG: Ruang Tumbuh yang Sosial dan Personal


    Homeschooling tidak harus mengisolasi anak. Justru dengan sistem yang terstruktur dan dukungan komunitas, anak-anak bisa mengalami proses belajar yang fleksibel tanpa kehilangan ruang sosialnya.


    Homeschooling HSPG hadir dengan pendekatan berbasis bakat dan minat, yang tidak hanya mengedepankan capaian akademik, tetapi juga perkembangan karakter, kreativitas, dan komunikasi.


    Jika Anda sedang mempertimbangkan homeschooling namun ragu soal sosialisasi anak, Homeschooling HSPG bisa menjadi pilihan tepat.


    Penulis: Brahmastya Artanto

    Informasi selengkapnya tentang pembelajaran homeschooling dapat menghubungi Hotline HSPG 081215168833.





    Comments



    Related Post

    Homeschooling HSPG Semakin Diminati

  • admin_hspg |
  • 13 Mei 2024 |
  • 0 |
  • 0

    Tahun 2023 Homeschooling HSPG kembali menorehkan pencapaian yang membanggakan, dengan mengantarkan kurang lebihnya 70 siswanya lolos ujian masuk PTN yang dicita-citakan. Beberapa siswa berhasil masuk PTN favorit, seperti Universitas Indonesia, Universitas Brawijaya, Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Airlangga, dan beberapa perguruan tinggi lainnya.

    e-Rapor Kurikulum Merdeka

  • admin_hspg |
  • 13 Mei 2024 |
  • 0 |
  • 0

    Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengembangkan e-Rapor Kurikulum Merdeka menjadi sesederhana mungkin, sehingga diharapkan dapat memudahkan guru dan wali kelas saat menggunakannya. Aplikasi e-rapor merupakan opsi alat bantu bagi guru dan satuan pendidikan melakukan pelaporan hasil belajar peserta didik untuk disampaikan kepada orang tua atau wali murid sebagai alat bantu.